(0717) 422145
info@ubb.ac.id
Let's Protect Our Campus, Let's Go Green

Artikel EcoGreenUBB

Peran Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Mempertahankan Budaya Melayu di Era Globalisasi




Merawang, UBB— Rangkaian acara Dies Natalis atau Hari Jadi ke-11 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bangka Belitung (UBB) ditutup dengan acara Orasi Ilmiah yang bertajuk “Peran Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Mempertahankan Budaya Melayu di Era Globalisasi” (Kamis, 14/07/22).

Acara ini sekaligus menjadi puncak dan bagian terpenting berkenaan dengan visi Dekan FISIP UBB ketika mengangkat tema “Adat Mengatur Budaya Dijunjung”. Sebagaimana yang diungkapkan beliau di acara launching kemarin (Rabu, 13/07/22), dan ditegaskan kembali pada sambutannya di acara Orasi Ilmiah, bahwa yang menjadi substansi dari tema itu adalah Etika, Moral, dan Adab. 3 hal fundamental ini, menurut Aimie Sulaiman, rujukannya jangan lepas dari nilai-nilai yang ada pada Budaya dan ‘Urang Melayu’.

“Mengapa UBB ini perlu ilmu-ilmu murni? Sebab, Pembangunan itu tidak harus diisi hanya dengan pembangunan material, tapi juga pembangunan yang bersifat immaterial, sehingga manusia-manusia yang mendukung pembangunan itu memiliki karakter yang khusus, memiliki karakter yang kuat berbasis etnisitas”, ucap Aimie Sulaiman.

“Itulah mengapa dalam usia yang ke-11 tahun FISIP UBB ini, kami mengangkat tema Adat Mengatur Budaya DIjunjung”, tambahnya.

Artinya, menurut beliau, sebagai ‘urang melayu’ Bangka, harapannya bisa timbul kesadaran kolektif kita bagaimana kita meginternalisasi nilai-nilai budaya melayu itu di dalam diri kita, menjadi karakter kita, dan terepresentasikan di dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita memiliki identitas budaya yang kuat.

 

Ibrahim: Yang Dibutuhkan adalah Transformasi bukan Transfer

Pada acara puncak Dies Natalis FISIP UBB ke-11 ini, Rektor UBB, Dr. Ibrahim, M.Si. juga turut memberikan sambutan yang insightful terkait Budaya Melayu. Pada sambutan yang disampaikannya, Beliau menegaskan bahwa masyarakat melayu itu teridentifikasi dengan tiga hal, yakni beragama islam, berbahasa melayu, dan berbudaya melayu.

“Pendefinisian masyarakat melayu menjadi tiga ciri itu sudah menjadi kesepakatan bersama”, ucap Rektor Ibrahim.

Satu hal penting lain yang Beliau tekankan pada sambutannya, yakni bagaimana budaya melayu sebagai budaya lokal harus ditransformasikan, bukan sekadar ditransfer.

“Kalau kita sebatas transfer, maka kita memindahkan nilai-nilai yang lama kepada masyarakat yang baru. Mungkin akan mengalami tantangan. Akan sulit diterima dengan mudah, terutama oleh para generasi post-millenials, atau yang disebut generasi Z,” tukas Ibrahim.

“Yang kita butuhkan bukan membuat mereka mempelajari nilai-nilai yang lama. Tapi transformasi. Maksudnya bagaimana nilai-nilai yang lama itu dikontekstualisasikan sesuai dengan konteks kekinian,” pungkasnya.

 

Akhmad Elvian dan Bustami Rahman Berorasi tentang Perdaban dan Budaya Kemelayuan

Akhmad Elvian (Budayawan sekaligus Sekretaris Lembaga Adat Melayu Bangka Belitung) dan Prof. Bustami Rahman, M.Sc. (Guru Besar Sosiologi/Ketua Lembaga Adat Melayu Bangka Belitung) dihadirkan secara khusus di acara orasi ilmiah ini. Prof. Bustami Rahman bertindak sebagai pihak yang melakukan Opening Speech, sementara Akhmad Elvian sebagai pembicara/narasumber.

Prof. Bustami Rahman pada Opening Speech-nya mengutarakan tentang pentingnya membangun visi universitas yang terarah kepada pembangunan peradaban, menyampaikan sejarah dan maksud kenapa di FISIP diawali dengan jurusan ilmu-ilmu dasar seperti Sosiologi, Ilmu Politik, dan Sastra Inggris, dan diakhiri dengan harapan untuk FISIP UBB ke depannya.

Sementara itu, Akhmad Elvian, selama kurang lebih 45 menit fokus berbicara tentang makna frasa-frasa dalam bahasa melayu, perbedaan istilah Budaya, Kebudayan, dan Peradaban, dan ditutup dengan orasi tentang bagaimana penting dan progresifnya budaya melayu dalam mewarnai peradaban masyarakat hari ini.

 

Acara Diakhiri dengan Penyerahan Hadiah Bagi Pemenang Lomba FISIP Ekspresif dan Memasak dengan Cita Rasa Kuliner Khas Bangka Belitung

Puncak acara Dies Natalis ke-11 FISIP UBB (Kamis, 14/07/22) diakhiri dengan penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba FISIP Ekspresif dan Memasak dengan Cita Rasa Kuliner Khas Bangka Belitung. Untuk lomba FISIP Ekspresif dimenangkan oleh Donal Fernando Lubis, Dosen Sastra Inggris (Juara 1), juara duanya diraih oleh Andi Fitri (Mahasiswi Ilmu Politik), dan juara ketiga diraih Adelia Putri (Mahasiswi Ilmu Politik).

Sementara itu, lomba masak dengan cita rasa khas kuliner Bangka Belitung para pemenangnya adalah tim dosen Sastra Inggris sebagai juara 1, tim dosen Sosiologi meraih juara 2, dan tim OB FISIP sebagai juara 3. 

 

(Herza/ Dosen Sosiologi UBB)