(0717) 422145
info@ubb.ac.id
Let's Protect Our Campus, Let's Go Green

Artikel EcoGreenUBB

Mahasiswa Universitas Bangka Belitung Terpilih Sebagai Delegasi provinsi BABEL di Muhibah Budaya Jalur Rempah Tahun 2022


Orie saat berada di depan Kapal KRI Dewaruci

 

Merawang UBB- Orie Fachridho Hermawan mahasiswa Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas Bangka Belitung (UBB) merupakan salah satu dari 5 orang yang terpilih sebagai delegasi provinsi Bangka Belitung dalam program Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 yang akan dilaksanakan pada 29 Mei-6 Juli 2022.

Muhibah Budaya Jalur Rempah merupakan program yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan. Program ini telah berjalan sejak 2019 dan akan berlanjut hingga tahun 2024 untuk kemudian diajukan sebagai nominasi Warisan Budaya Dunia ke UNESCO.

Orie sebelumnya juga terpilih sebagai delegasi provinsi Bangka Belitung pada Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun 2021 dan dijadwalkan untuk belajar di beberapa titik dari Indonesia bagian barat, tengah, hingga timur dengan kapal KRI Dewaruci. Namun, kegiatan tersebut di mengalami perubahan karena terkendala PPKM sehingga acara dilakukan secara internal pada satu titik di Candi Borobudur, Magelang.

“Tahun 2021 kita sudah melakukan pelayaran di beberapa titik dari barat, tengah, hingga timur. Tetapi memang kondisi tidak memungkinkan karena PPKM sehingga kita dikumpulkan di satu titik yaitu di Magelang Candi Borobudur”, ujar Orie saat ditemui di Gedung Rektorat UBB pada Rabu (22/06/2022).

Tahun ini Orie kembali terpilih sebagai delegasi provinsi Bangka Belitung dalam program Muhibah budaya Jalur Rempah 2022, ia bersama keempat rekan lainnya akan berangkat sebagai perwakilan Laskar Rempah BABEL. Menurutnya, istilah Laskar Rempah ini diberikan dari kementerian karena mereka adalah pejuang yang nantinya mengangkat potensi dari Lima Pilar Bumi Rempah sebagai kontribusi nyata mereka dan akan diajukan ke UNESCO nantinya.

Berbeda dengan tahun sebelumnya dimana mereka belayar pada tiga titik wilayah, rute jalur rempah tahun ini hanya dilakukan di wilayah timur. Rute ini dimulai dari Surabaya, kemudian dilanjutkan ke Makasar, Baubau-Buton, Ternate -Tidore, Banda Neira, dan Kupang. Penutupan Festival Bumi Rempah tahun ini akan dilakukan di Mojokerto sebagai agenda akhir dari serangkaian acara yang telah dilakukan.

“Terus kita juga dibagi perbatch, dari Surabaya kemudian ke Makasar, Makasar ke Baubau-Buton, terus diajukan ke Ternate, Ternate ke Banda Neira, dan ke Kupang. Nah, ini menjadi batch saya yaitu Kupang dan akan melewati NTB, Bali, dan mungkin berakhir juga di Surabaya. Tetapi agenda penutupnya yaitu di Mojokerto”, jelasnya.

Orie saat berada di atas Kapal KRI Dewaruci

Ada hal menarik bagi Orie dalam program Jalur Rempah ini, ia mengatakan selain pelaksaannya yang akan lebih meriah daripada tahun sebelumnya. Saat melakukan pelayaran mereka akan menaiki KRI Dewaruci yang merupakan kapal perang tertua yang digunakan oleh TNI AL Indonesia hingga saat ini.

“Nah ini yang menariknya adalah kita akan menaiki KRI Dewaruci. Sebagaimana yang kita ketahui ini adalah kapal perang tertua dan mungkin terlama yang digunakan oleh Indonesia hingga saat ini. Dan KRI Dewaruci ini sudah mengelilingi hampir seluruh dunia”, ucapnya.

Lebih lanjut Orie menjelaskan bahwa sebagai Laskar Rempah tugas mereka belum berakhir meskipun pelayaran sudah selesai dilakukan. Mereka akan dipersiapkan untuk agenda utama di tahun 2024 untuk mengajukan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO. 

“Kegiatan akan berkelanjutan setelah dari nasional itu akan diajukan ke UNESCO di skala internasional. Ketika memang diterima dari UNESCO, kita akan ada beberapa agenda seperti perawatan, pemeliharaan ataupun pelestarian. Sehingga kita sebagai putra daerah juga menyumbangkan sumbangsih yang luar biasa kepada daerah kita”, ujar Orie.

(Ana/Humas)